Penyakit dan kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan


PENYAKIT dan KELAINAN yang DIPENGARUHI dan MEMPENGARUHI KEHAMILAN
Proses kehamilan dan persalinan merupakan proses yang sangat rumit dan panjang, juga melibatkan banyak organ. hal ini dapat menimbukan banyak kesulitan yang akan dihadapi jika salah satu komponen yang terlibat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan atau kelainan tersebut bisa berasal dari anatomi maupun fungsional dari suatu organ, bisa juga disebabkan infeksi, keganasan, dan kongenital. Bahkan gangguan pada kehamilan dan persalinan dapt terjadi dikarenakan gangguan organ yang sekilas tidak memiliki hubungan langsung denan reproduksi, misalnya penyakit jantung dan sebagainya..

Yang pertama-tama akan saya bahas adalah yang berhubungan denagn anatomi organ reproduksi:


PERINEUM

Walaupun bukan alat kelamin namun selalu terlibat dalam proses persalinan. Apabila perineum cukup lunak dan elastis maka mudah untuk lahir kepala. Biasanya perineum robek dan cukup sering terjadi ruptur perinei tingkat dua, kadang-kadang tingkat tiga.

Perineum kaku menghambat persalinan kala II yang meningkatkan risiko kematian janin, menyebabkan kerusakan jalan lahir yang luas dapat diatasi dengan episiotomi. Lebar perineum 4 cm dari komisura post ke anus akan tetapi kadang ada yang sempit dan adapula yang lebar.


VULVA, VAGINA, DAN SERVIKS

1. Kelainan bawaan

Atresia vulva dalam bentuk atresia himenalis yang menyebabkan hematokolpos, hematometra dan atresia vagina dapat menghalangi konsepsi. Kelainan vagina yang cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan adalah septum vagina terutama vertika longitudinal.

Septum yang lengkap sangat jarang menyebabkan distosia karena separoh vagina yang harus dilewati oleh janin biasanya cukup melebar sewaktu kepala lahir. Akan tetapi septum yang tidak lengkap kadang kadang menghambat turunnya kepala.

Striktur vagina yang kongenital biasanya tidak menghalngi turunnya kepala, akan tetapi yang disebabkan oleh parut akibat perlukaan dapat menyebabkan distosia.

2. Varises

Wanita hamil sering mengeluh melebarnya pembuluh darah di tungkai, vagina, vulva dan wasir serta menghilang setelah anak lahir. Hal ini karena reaksi sistem vena terutama dinding pembuluh darah seperti otot-otot ditempat lain melemah akibat pengaruh hormon steroid. Bahaya varises dalam kehamilan dan persalinan adalah bila pecah dapat berakibat fatal dan dapat pula terjadi emboli udara. Varises yang pecah harus dijahit baik dalam kehamilan maupun setelah lahir. (Harsary, 2008)

Kadang - kadang terjadi varices sekitar vulva yang dapat menimbulkan perasaan berat atau nyeri. Varices ini kadang – kadang pecah pada kala pengeluaran karena mengejan atau karena tersinggung oleh bagian depan. (Sastrawinata, 1981)

Pengobatan :
Biasanya disuntikkan obat – obat dalam vena yang melebar itu, agar terjadi penutupan vena – vena tersebut. Perdarahan yang timbul pada waktu persalian dapat dihentikan dengan meninggikan bokong dan dengan tamponade. Kadang – kadang kuman – kuman terutama Gonoccocus dapat menyebabkan infeksi kelenjar Bartholini, maka labium major yang bersangkutan menjadi bengkak, nyeri dan akhirnya terjadi abses. Sebaiknya abses ini diinsisi sebelum persalinan karena merupakan sarang infeksi. Kita juga mengenal kista kelenjar Bartholini yang terjadi karena saluran keluar kelenjar tersebut tertutup. Kista ini hendaknya diekstirpasi sesudah partus. Apabila varices ini sangat besar sehingga sampai menghalangi persalinan, maka dapat dilakukan punksi. (Sastrawinata, 1981)

3. Edema

Edema vulva sebagai bendungan lokal atau bagian dari edema umum pada malnutrisi atau preeklamsia. Pengobatan harus pada penyakit primernya. Edema dapat juga terjadi pada persalinan dengan dispoporsi sefalopelvik atau wanita mengejan terlampau lama. (Harsary, 2008)

4. Hematoma

Pembuluh darah pecah sehingga hematoma di jaringan ikat yang renggang di vulva, sekitar vagina atau ligamentum latum. Hematoma vulva dapat juga terjadi karena trauma misalanya jatuh terduduk pada tempat yang keras atau koitus yang kasar. Bila hematom kecil resorbsi sendiri, bila besar harus insisi dan bekuan darah dikeluarkan. (Harsary, 2008)

5. Peradangan

Peradangan vulva sering bersamaan dengan peradangan vagina dan dapat terjadi akibat infeksi spesifik seperti sifilis, gonorea, trikomoniasis, kandidasis dan amebbiasis dan infeksi tidak spesifik seperti eksema, diabetes melitus,bartolinitis, abses, dan kista bartolini.

Sifilis disebabkan oleh Troponema pallidum. Luka primer di vulva sering tidak disadari penderita dalam stadium 2 dijumpai kondilomata lata yaitu tonjolan kulit lebar-lebar dengan permukaan licin basah warna putih atau kelabu dan sangat infeksius wanita hamil fluor albus harus diperiksa kemungkinan lues disamping pemeriksaan gonorea, trikomoniasis dan kandiddiasis.

Gonorea dapat menyebabkan vulvovaginitis dalam kehamilan dengan keluhan fluor albus dan disuria. Bayi yang lahir dari ibu penderita gonorea dapat mengalami blenorea neonatorum.

Trikomoniasis vaginalis disebabkan oleh parasit golongan protozoa menimbulkan gejala fluor albus dan gatal. Pasangan pria dapat ditulari melalui persetubuhan dan sebaliknya ia dapat menulari pasangan wanita. Penularan dapat juga terjadi melalui handuk.

Metronidazole sejak lama merupakan obat yang ampuh baik vaginal maupun peroral. Karena trikhomonas vaginalis termasuk golongan protozoa seperti amoeba dan malaria maka dapat juga diobati dengan derivat kinin.

Kandidiasis disebabkan oleh jamur kandida albicans dengan keluhan utama gatal di vulva dan introitus vagina dengan atau tanpa disertai fluor albus. Diabetes dalam kehamilan merupakan faktor predisposisi terjadinya kandidiasis. Sejak dulu diobati dengan larutan gentian violet 1-2% sebaiknya setiap hari sekurang-kurangnya 2 kali seminggu. Sekarang dipakai fungisid myconazole dalam bentuk salap.

Amoebiasis infeksi vagina dengan entamoeba histolytica dengan keluhan keputihan, nyeri waktu coitus, pada pemeriksaan didapat ulkus-ulkus warna merah dan mudah bedarah. Terapi dengan suntikan emetin 30-45 mg/hr selama 5-6 hari bersama dengan terapi lokal obat anti amoeba

Eksema mengganggu penderia karena gatal kadang-kadang vulva jadi basah. Alergi kulit menjadi lebih nyata dalam kehamilan dapat diobati anti histamin atau kortikosteroid.

Diabetes melitus dapat menyebabkan pruritus dalam kehamialn. Pruritus ini harus diobati penyakit primernya. Peradangan mendadak kista bartolini biasanya oleh gonokokus. Ada kalanya bartholinitis menjadi abses karena saluran kelenjar tertutup dan berlangsung proses pernanahan di dalam kelenjar dan harus disembuhkan sebelum persalinan. Kista kecil dan tidak menggangu dibiarkan saja dalam kehamilan dan baru diangkat kira-kira 3 bulan setelah persalinan.

5. Kondiloma

Sekitar vulva dan dalam vagina kadang – kadang timbul Kondilomata, yaitu adanya pertumbuhan – pertumbuhan yang menyerupai kutil. (Sastrawinata, 1981)

• Kondilomata lata

Kondilomata lata, merupakan kutil yang puncaknya datar dan merupakan tanda khas dari lues. Kondilomata lata banyak mengandung treponema palidum. (Sastrawinata, 1981)

• Kondilomata akuminata

Merupakan pertumbuhan pada kulit atau selaput lendir yang menyerupai jegger ayam jago. Berlainan dengan kondiloma latum permukaan kasar papiler, tonjolan lebih tinggi, warnanya lebih gelap. Sebaiknya diobati sebelum bersalin. Banyak penulis menganjurkan eksisi dengan elektrocauter atau dengan tingtura podofillin. Kemungkinan residif selalu ada lebih lebih penyebab rangsangan tidak diberantas lebih dahulu atau penyakit primernya kambuh. (Harsary, 2008)

6. Fistula

Fistula vesikovaginal atau fistula rectovaginal biasanya terjadi waktu bersalin baik sebagai tindakan operatif maupun akibat nekrosis tekanan. Tekanan lama antara kepala dan tulang panggul gangguan sirkulasi sehingga terjadi kematian jaringan lokal dalam 5-10 hr lepas dan terjadi lubang.

Akibatnya terjadi inkotinensia urin dan ikontinensia alvi. Fistula kecil yang tidak disertai infeksi dapat sembuh dangan sendirinya. Fistula yang sudah tertutup merupakan kontraindikasi pervaginam.

7. Kista vagina

Kista vagina berasal dari duktus Gartner atau duktus Muller. Letak lateral dalam vagina bagian proksimal, ditengah, distal dibawah orifisium uretra eksternum. Bila kecil dan tidak ada keluhan dibiarkan tapi bila besar dilakukan pembedahan. Marsupialisasi sebaiknya 3 bulan setelah lahir.(Harsary, 2008)

8. Pintu vagina yang lemah

Dalam kehamilan, dinding depan atau dinding belakang vagina dapat menonjol keluar dari vulva dan dapat menyebabkan sakit pinggan dan perasaan turun. Dalam kehamilan keadaan ini tidak dapat diobati, tetapi tirah baring dapat mengurangi keluhan – keluhan. (Sastrawinata, 1981)

9. Tumor vagina

Kadang – kadang ada tumor didalam vagina, biasanya berupa kista (berasal dari saluran Gartner atau Muller). Kista ini sedapat – dapatnya harus diekstirpasi tetapi kalau tidak mungkin dan terutama kalau mengganggu kemajuan persalinan maka dapat di punksi. (Sastrawinata, 1981)

10. Karsinoma Cerviks

Karsinoma cerviks menimbulkan fluor berbau busuk biasanya bercampur dengan darah, perdarahan kontak ialah perdarahan pada persetubuhan atau buang air besar dan sering juga menimbulkan perasaan gatal pada kemaluan luar.

Pada toucher teraba tukak atau tumor pada cerviks yang rapuh dan mudah berdarah. Pada pemeriksaan in speculo tukak atau tumor pada cerviks dapat dilihat dan perlu dibuat eksisi percobaan untuk diagnosa pasti. Diagnosa dini dibuat dengan pemeriksaan Papa nicolaou.



☆†ÅĶĒ ☆ ČÂŘĚ☆

Ads 468x60px

Social Icons

Featured Posts

By :
Free Blog Templates