PENYAKIT
DAN KELAINAN ALAT KANDUNGAN
Perineum
Walaupun bukan
alat kelamin namun selalu terlibat dalam proses persalinan. Apabila perineum
cukup lunak dan elastis maka mudah untuk lahir kepala. Biasanya perineum robek
dan cukup sering terjadi ruptur perinei tingkat dua, kadang-kadang tingkat
tiga.
Perineum kaku menghambat persalian kala II yang meningkatkan risiko
kematian janin, menyebabkan kerusakan jalan lahir yang luas dapat diatasi
dengan episiotomi. Lebar perineum 4 cm dari komisura post ke anus akan tetapi
kadang ada yang sempit dan adapula yang lebar.
Vulva dan Vagina
Kelainan bawaan
Atresia vulva dalam
bentuk atresia himenalis yang menyebabkan hematokolpos, hematometra dan atresia
vagina dapat menghalangi konsepsi. Kelainan vagina yang cukup sering dijumpai
dalam kehamilan dan persalinan adalah septum vagina terutama vertika
longitudinal.
Septum yang lengkap
sangat jarang menyebabkan distosia karena separoh vagina yang harus dilewati
oleh janin biasanya cukup melebar sewaktu kepala lahir. Akan tetapi septum yang tidak lengkap kadang kadang menghambat
turunnya kepala.
Striktur vagina yang kongenital biasanya tidak menghalngi turunnya kepala,
akan tetapi yang disebabkan oleh parut akibat perlukaan dapat menyebabkan
distosia.
Varises
wanita hamil sering
mengeluh melebarnya pembuluh darah di tungkai, vagina, vulva dan wasir serta
menghilang setelah anak lahir. Hal ini karena reaksi sistem vena terutama
dinding pembuluh darah seperti otot-otot ditempat lain melemah akibat pengaruh
hormon steroid.
Bahaya varises dalam kehamilan dan persalinan adalah bila pecah dapat
berakibat fatal dan dapat pula terjadi emboli udara. Varises yang pecah harus
dijahit baik dalam kehamilan maupun setelah lahir.
Edema
Edema vulva sebagai
bendungan lokal atau bagian dari edema umum pada malnutrisi atau preeklamsia.
Pengobatan harus pada penyakit primernya. Edema dapat juga terjadi pada
persalinan dengan dispoporsi sefalopelvik atau wanita mengejan terlampau lama.
Hematoma
Pembuluh darah pecah
sehingga hematoma di jaringan ikat yang renggang di vulva, sekitar vagina atau
ligamentum latum. Hematoma vulva dapat juga terjadi karena trauma misalanya
jatuh terduduk pada tempat yang keras atau koitus yang kasar. Bila hematom kecil resorbsi sendiri, bila besar harus
insisi dan bekuan darah dikeluarkan.
Peradangan
Peradangan vulva sering
bersamaan dengan peradangan vagina dan dapat terjadi akibat infeksi
spesifik.seperti sifilis, gonorea, trikomoniasis, kandidasis dan amebbiasis dan
infeksi tidak spesifik seperti eksema, diabetes melitus,bartolinitis, abses,
dan kista bartolini.
Sifilis disebabkan oleh Troponema pallidum. Luka primer di vulva sering
tidak disadari penderita dalam stadium 2 dijumpai kondilomata lata yaitu
tonjolan kulit lebar-lebar dengan permukaan licin basah warna putih atau kelabu
dan sangat infeksius wanita hamil fluor albus harus diperiksa kemungkinan lues
disamping pemeriksaan gonorea, trikomoniasis dan kandiddiasis.
Gonorea dapat menyebabkan vulvovaginitis dalam kehamilan dengan keluhan
fluor albus dan disuria. Bayi yang lahir dari ibu penderita gonorea dapat mengalami
blenorea neonatorum.
Trikomoniasis vaginalis disebabkan oleh parasit golongan protozoa
menimbulkan gejala fluor albus dan gatal. Pasangan pria dapat ditulari melalui
persetubuhan dan sebaliknya ia dapat menulari pasangan wanita. Penularan dapat
juga terjadi melalui handuk.
Metronidazole sejak lama merupakan obat yang ampuh baik vaginal maupun
peroral. Karena trikhomonas vaginalis termasuk golongan protozoa seperti amoeba
dan malaria maka dapat juga diobati dengan derivat kinin.
Kandidiasis disebabkan oleh jamur kandida albicans dengan keluhan utama
gatal di vulva dan introitus vagina dengan atau tanpa disertai fluor albus.
Diabetes dalam kehamilan merupakan faktor predisposisi terjadinya kandidiasis.
Sejak dulu diobati dengan larutan gentian violet 1-2% sebaiknya setiap hari
sekurang-kurangnya 2 kali seminggu. Sekarang dipakai fungisid myconazole dalam
bentuk salap.
Amoebiasis infeksi vagina dengan entamoeba histolytica dengan keluhan
keputihan, nyeri waktu coitus, pada pemeriksaan didapat ulkus-ulkus warna merah
dan mudah bedarah. Terapi dengan suntikan emetin 30-45 mg/hr selama 5-6 hari
bersama dengan terapi lokal obat anti amoeba
Eksema mengganggu penderia karena gatal kadang-kadang vulva jadi basah.
Alergi kulit menjadi lebih nyata dalam kehamilan dapat diobati anti histamin
atau kortikosteroid.
Diabetes melitus dapat menyebabkan pruritus dalam kehamialn. Pruritus ini
harus diobati penyakit primernya. Peradangan mendadak kista bartolini biasanya
oleh gonokokus. Ada kalanya bartholinitis menjadi abses karena saluran kelenjar
tertutup dan berlangsung proses pernanahan di dalam kelenjar dan harus
disembuhkan sebelum persalinan. Kista kecil dan tidak menggangu dibiarkan saja
dalam kehamilan dan baru diangkat kira-kira 3 bulan setelah persalinan.
Kondilomata
akuminata
Merupakan pertumbuhan pada kulit atau selaput lendir yang menyerupai jegger
ayam jago. Berlainan dengan kondiloma latum permukaan kasar papiler, tonjolan
lebih tinggi, warnanya lebih gelap. Sebaiknya diobati sebelum bersalin. Banyak
penulis menganjurkan eksisi dengan elektrocauter atau dengan tingtura
podofillin. Kemungkinan residif selalu ada lebih lebih penyebab rangsangan
tidak diberantas lebih dahulu atau penyakit primernya kambuh.
Fistula
Fistula vesikovaginal atau fistula rectovaginal biasanya terjadi waktu
bersalin baik sebagai tindakan operatif maupun akibat nekrosis tekanan. Tekanan
lama antara kepala dan tulang panggul gangguan sirkulasi sehingga terjadi
kematian jaringan lokal dalam 5-10 hr lepas dan terjadi lubang.
Akibatnya terjadi inkotinensia urin dan ikontinensia alvi. Fistula kecil
yang tidak disertai infeksi dapat sembuh dangan sendirinya. Fistula yang sudah tertutup merupakan kontraindikasi
pervaginam.
Kista vagina
Kista vagina berasal dari duktus Gartner atau duktus Muller. Letak lateral
dalam vagina bagian proksimal, ditengah, distal dibawah orifisium uretra
eksternum. Bila kecil dan tidak ada keluhan dibiarkan tapi bila besar dilakukan
pembedahan. Marsupialisasi sebaiknya 3 bulan setelah lahir.
Uterus
Kelainan bawaan
uterus
Secara embriologis uterus , vagina, servik dibentuk dari kedua duktus
muller yang dalam pertumbuhan mudigah mengalami proses penyatuan. Kelaina
bawaan dapat terjadi akibat gangguan dalam penyatuan, dalam berkembangnya kedua
saluaran muller dan dalam kanalisasi.
Uterus didelfis atau uterus duplek terjadi apabila kedua saluaran muller
berkembang sendiri-sendiri tanpa penyatuan sedikitpun sehingga terdapat 2
saluran telur, 2 servik dan 2 vagina.
Uterus subseptus terdiri atas 1 korpus uteri dengan septum yang tidak
lengkap, 1 servik, 1 vagina cavum uteri kanan dan kiri terpisah secara tidak
lengkap. Uterus arkuatus hanya mempunyai cekungan di fundus uteri, kelainan ini
paling ringan dan sering dijumpai. Uterus bikornis unilateral rudimentarius
terdiri atas 1 uterus dan disampingnya terdapat tanduk lain. Uterus unikornis
terdiri atas 1 uterus, 1 servik yang berkembang dari satu saluran kanan dan
kiri. Kelainan ini dapat
menyebabkan abortus, kehamilan ektopik dan kelainan letak janin.
Kelainan letak
uterus
Anteversio uteri
Kelainan letak pada uterus ke depan dijumpai pada perut gantung. Perut
gantung terdapat pada multipara karena melemahnya dinding perut, terutama
multipara gemuk, hal ini menghalangi masuknya kepala ke dalam panggul, pembukaan
tidak lancar. Dalam persalinan
tidur telentang, setiap ada his fundus dorong ke atas.
Retrofleksio uteri
Kadang kadang menyebabkan kemandulan karena kedua tuba tertekuk. Uterus
gravidus yang bertumbuh terus bisa terkurung dalam rongga panggul disebut
retrofleksio uteri gravidi inkarserata. Nasib kehamilan pada retrofleksio uteri
dapat koreksi spontan, abortus, koreksi tidak lengkap, inkrserasi
Prolap uteri
Turunya uterus dari tempat biasa disebut desensus uteri atau prolap uteri. Terbagi
dalam 3 tingkat:
- Tingkat 1 bila servik belum keluar dari vulva
- Tingakt 2 bila servik sudah keluar vulva tapi corpus belum
- Tingkat 3 bila korpus uteri sudah berada di luar vulva
Kehamilan dapat
terjadi pada prolap tk 1 dan 2
Tumor uterus
Mioma uteri
Pengaruh mioma pada kehamilan dan
persalinan
- Mengurangi kemungkinan hamil
- Kemungkinan abortus bertambah
- Kelainan letak janin dalam rahim
- Menghalangi jalan lahir
- Inersia uteri dan atonia uteri
- Sulit lepasnya plasenta
Pengaruh kehamilan
dan persalinan pada mioma
- Tumor tumbuh lebih cepat akibat hipertensi dan edema terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh hormonal.
- Tumor menjadi lebih lunak, dapat berubah bentuk dan mudah terjadi gangguan sirkulasi didalamnya. Tumor tampak merah disebut degenerasi merah atau tampak seperti daging disebut degenerasi daging
- Torsi pada mioma subserosum yang bertangkai. Torsi ini dapat menyebabkan nekrosis dengan gambaran akut abdomen.
Karsinoma servisis uteri
Kangker leher rahim
mempunyai pengaruh tidak baik terhadap kehamilan, persalinan dan nifas. Selain
kemandulan, abortus, perdarahan, hambatan pertumbuhan janin. Apabila penyakit
ini tidak diobati pada kira-kira 2/3 diantara penderita kehamilan dapat
mencapai cukup bulan. Kematian janin
dapat juga terjadi.
Pada trisemester I penderita harus segera diobati baik dengan penyinaran
maupun operasi radikal. Pengaobatan dengan sinar rontgen sebanyak 2000 rad
kepada pelvis menyebabkan hasil konsepsi mati dengan akibat abortus.
Pada trisemester II harus segera dilakukan histerotomi untuk mengosongkan
rahim disusul dengan penyinaran dan operasi radikal. Trisemester III untuk
kehamilan yang lebih 36 mg atau lebih segera melakukan seksio sesarea, bila
kurang 36 minggu sedapat dapatnya ditunda sampai janin ditaksir 2500 gram. Penundaan
1 atau 2 minggu masih dianggap aman.
Karsinoma korporis
uteri
Hampir tidak memungkinkan hamil. Oleh karena itu kombinasi tumor ini dengan
kehamilan jarang. Terapi dalam kehamilan sama seperti yang tidak hamil yaitu
histerektomi dengan atau tanpa penyinaran sebelum atau sesudahnya.
ADNEKSA
Tuba
Telah diketahui bersama bahwa patensi tuba mutlak untuk pembuahan. Kelainan
pada tuba seperti peradangan atau tumor hampir tidak memungkinkan hamil.
Apabila terjadi kehamilan juga akan menghasilkan kehamilan luar uterus, yang
biasanya terganggu pada kehamilan muda.
Ovarium
Tumor ovarium baik kecil maupun besar, kistik atau padat, jinak atau ganas
mempunyai arti obstetrik yang lebih penting daripada tumor tumor lain. Dalam
kehamilan tumor ovarium jarang dijumpai, yang paling sering kista dermoid.
Komplikasi yang paling sering dan berbahaya adalah torsi yang menyebabkan
nekrosis jaringan dan infeksi dengan gejala gejala sakit perut mendadak. Kista
dapat pecah karena trauma dan pengakhiran persalinan. Pada masa nifas juga
berbahaya karena pengecilan rahim memperbesar kemungkinan torsi.
Diagnosis
Sering tumor kecil
diketahui apabila diperiksa secara bimanual dalam kehamilan muda. Tumor yang
mengisi rongga panggul mudah dikenal dalam persalinan apabila dilakukan pemeriksaan
dalam.
PROLAPSUS UTERI
Prolapsus uteri adalah : Keadaan dimana turunnya uterus
melalui hiatus genitalis yang disebabkan kelemahan ligamen-ligamen, fasia
endopelvik danotot dasar panggul yang menyokong uterus.
Uterus dan vagina
dipertahankan posisinya oleh :
1. Tonus otot uterus
2. Ligamen-ligamen yang memfiksasi uterus
· Lig kardinale
· Lig rotundum
· Lig infundibulopelvikum
· Lig sakrouterina
3. Fasia endopelvik
4. Otot-otot dasar panggul m levator ani
ETIOLOGI
PROLAPSUS UTERI :
1)
Dasar
panggul yang lemah, ok karena kerusakan dasar panggul pada persalinan yang
terlampau sering dengan penyulit seperti ruptura perineum atau ok usia lanjut.
2) Tarikan pada janin pada pembukaan yang belum lengkap.
3) Ekspresi Crede yang berlebihan pada saat mengeluarkan
plasenta.
4) Asites, tumor-tumor di daerah pelvis, batuk yang kronis
dan pengejan (obslipasi atau striktura pada traktus urinarius).
5) Relinakulum uteri yang lemah (asteni atau kelainan
congenital berupa kelemahan jaringan penyokong uterus yang sering pada
nullipara.
PATOLOGI
PROLAPSUS GENITALIS
¯ Dengan adanya persalnan yang sulit,
menyebabkan kelemahan pada ligamenium-ligamenium, fasia endopelvik, otot-otot
dan fasia dasar panggul ok peningkatan tekanan intra abdominal dan faktor usia.
¯ Karena servis uteri terletak diluar vagina akan menggeser
celana dalam dan menjadi ulkus dekubiltus.
¯ Dapat menjadi SISTOKEL karena kendornya fasia dinding
depan vagina (mis : trauma obstetrik) sehingga vesika urinaria terdorong ke
belakang dan dinding depan vagian terdorong ke belakang.
¯ Dapat terjadi URETROKEL, karena uretra ikut dalam
penurunan tersebut. Harus di DD/dengan Difertikulum Uretra, pada Difertikulum
Uretra, uretra dan vesika urinaria normal saja, hanya di belakang uretra ada
lobang yang menuju ke kantong antara uretra dan vagina.
¯ Dapat terjadi REKTOKEL, karena kelemahan fasia di dinding
belakang vagina, ok trauma obstetric atau lainnya, sehingga rekrum turun ke
depan dan menyebabkan dinding vagina atas belakang menonjol ke depan.
¯ Dapat terjadi ENTEROKEL, karena suatu hemia dari kavum
dauglasi yang isinya usus halus atau sigmoid dan dinding vagina atas belakang
menonjol ke depan.
¯ Sistokel, uretrokel, rektokel, enterokel dan kolpokel
disebut prolaps vagina.
¯ Prolaps uteri sering diikuti prolaps vagina, tetapi
prolaps vagina dapat berdiri sendiri.
KLASIFIKASI
PROLAPSUS UTERI
Tingkat I : Uterus
turun dengan serviks paling rendah dalam introitus vagina
Tingkat II :
Uterus sebagian keluar dari vagina
Tingkat II :Uterus
keluar seluruhnya dari vagina yang disertai dengan inversio
vagina
(PROSIDENSIA UTERI)
GEJALA KLINIS
PROLAPSUS UTERI
Sangat individual dan berbeda-beda, kadang-kadang
prolapsus uterinya cukup berat tapi keluhannya (-) dan sebaliknya. Prolapsus
uteri dapat mendadak seperti nyeri, muntah, kolaps dll (jarang).
Keluhan-keluhannnya adalah :
· Terasa ada yang mengganjal/menonjol digenitalia ekstema
(vagina atau perasaan berat pada perut bagian bawah).
· Riwayat nyeri dipinggang dan panggul yang berkurang atau
hilang dengan berbaring.
· Timbulnya gejala-gejala dari :
¯ Sitokel : BAK sedikit-sedikit dan sering, tak puas dan
stress inkontinensia (tak dapat menahan BAK) karena dinding belakang uretra
tertarik, sehingga fungsi sfincter terganggu.
¯ Rektokel : terjadi gangguan defikasi seperti obstipasi,
karena faeces berkumpul di rongga rektokel.
¯ Koitus terganggu, juga berjalan dan bekerja.
¯ Leukorea, karena bendungan/kongesti daerah serviks.
¯ Luka lecet pada portio karena geseran celana dalam.
¯ Enterokel, menyebabkan rasa berat dan penuh pada daerah
panggul.
¯ Servisitis dapat menyebabkan infertility.
¯ Menoragia karena bendungan.
KOMPLIKASI
PROLAPSUS UTERI :
1) Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri
2) Dekubitus
3) Hipertropi serviks uteri dan elongasioa koli
4) Gangguan miksi dan stress inkontinensia
5) Infeksi saluran kencing
6) Infertilitas
7) Gangguan partus
8) Hemoroid
9) Inkarserasi usus
PENANGANAN
PROLAPSUS UTERI
Þ Faktor-faktor yang
harus diperhatikan
Þ keadaan
umum pasien umur,
Þ masih
bersuami atau tidak,
Þ tingkat
prolapsus, beratnya keluhan,
Þ keinginan
punya anak lagi dan ingin mempertahankan haid.
Þ Penanganan
dibagi atas :